Selasa, 21 Januari 2014

UJIAN PERSAHABATAN (kategori : friendship)

Hi guys! Ini postingan naskah pertamaku, paling cocok dimainkan 8-10 orang. Drama ini bagusnya sih untuk perpisahan, tapi buat kalian yang mau memakainya untuk drama natal atau tahun baru juga boleh. So, silahkan dibaca~

UJIAN PERSAHABATAN

Cast : Lisa, Sita, Nia, Vera, Elis, Pak Guru, Kepala Sekolah, Orangtua Sita.

SCENE 1
Place, Time : Kantin sekolah, jam istirahat

Narator : Selamat pagi, teman-temanku semua. Untuk kesempatan kali ini, kami disini dari TIM DRAMA SD/SMP BLABLABLA akan mempersembahkan sebuah drama yang berjudul Ujian Persahabatan.
Drama ini bercerita tentang tiga sekawan yang sangat kompak. Kemana-mana selalu bersama. Dimana ada yang satu, keduanya pun pasti ikut ada disana. Tapi, pada suatu hari..

Nia : Hei, Lis. Makan yuk! Laper nih..
Lisa : Yuk. Eh, Sita dimana? Kok, dari tadi nggak kelihatan?
(Saat itu, Sita muncul bersama Vera dan Elis)
Sita : Eh, ada Nia dan Lisa. Yaudah, aku kesana dulu ya. Bye Vera, bye Lis..
Vera & Elis : Bye, Sita.
Sita : Hai, guys! Kita makan dulu yuk. Aku laper..
Nia : Yuk, makan bakso ya? Aku pesenin dulu deh. Kalian tunggu disini ya.
(Nia pergi membelikan mainan, saat itulah Lisa bertanya pada Sita)
Lisa : Sita, tadi itu siapa sih?
Sita : Oh, itu Vera. Anak kelas D.
Lisa : Nggak salah nih? Vera anak yang pernah hampir di skors itu?
Sita : Iya. Tapi itu kan dulu. Emangnya kenapa?
Lisa : Ngg.. Nggak sih. Gapapa. Cuman pengen tau aja..
(Nia kembali membawa 3 mangkok bakso)
Nia : Ini diaa, teman-teman. Duh, aku kok serasa kayak waitress aja ya.
Sita : Haha, ada-ada aja kamu. Yaudah, makan yuk.
(Sita dan Nia mulai makan, sedangkan Lisa diam saja)
Nia : Lis, baksonya dimakan tuh. Ntar keburu dingin lho.
Lisa : *kaget* Eh, eh.. Apa.. Oh, iya. Mari makan..

Narator : Keesokan harinya, dan keesokan keesokan serta berhari-hari lamanya, Sita semakin akrab dengan Vera dan Elis. Nia tampak tenang-tenang saja, tapi Lisa sangat curiga dengan gelagat Sita.
(Latar : Sita berjalan sambil mengobrol dan bercanda dengan Vera dan Elis, sedangkan Nia dan Lisa datang dari arah berlawanan. Nia tampak santai tetapi Lisa memandang penuh curiga ke arah Sita)

SCENE 2
Place, Time : Kelas, pagi-pagi sebelum bel masuk sekolah.

(Lisa tampak gelisah. Sesekali ia melirik jam tangannya sambil berjalan mondar mandir. Saat itulah Sita datang, meletakkan tas di bangkunya, lalu berjalan ke pintu hendak keluar)
Lisa : Stop, Ta.
Sita : Ada apa, Lis?
Lisa : Kenapa sih, akhir-akhir ini kamu sering main dengan Vera dan Elis?
Sita : Apa-apaan sih, Lis. Memangnya kenapa kalau aku sering main dengan Vera?
Lisa : Sita, kamu harus ingat. Vera itu anak berandal! Dia sering menentang guru! Dia pernah diancam akan di skorsing. Nilai dia juga selalu jelek. Kuperhatikan, akhir-akhir ini kamu sering tidak mengerjakan PR, kamu juga sering dapat nilai jelek saat ulangan. Sita, kita ini sudah mendekati kelulusan. Kamu harus banyak belajar dan bukannya bermain. Bergaul dengan Vera itu bisa membuatmu tidak lulus.
Sita : ... *terdiam*
(Terdengar suara teriakan dari luar kelas. Itu adalah Vera)
Sita : Ya, sebentar! Eh, sudah dulu ya. Aku mau main dulu dengan Vera. Bye, Lisa!
(Sita keluar kelas, sementara Lisa hanya geleng-geleng kepala. Saat itu masuklah Nia kedalam kelas)
Lisa : Tunggu, Nia!
Nia : Kenapa, Lis?
Lisa : Nia, apa kamu nggak curiga dengan sikap aneh Sita akhir-akhir ini?
Nia : Maksudmu?
Lisa : Pertama, dia sering main dengan Vera dan Elis. Kedua, dia sudah jarang bermain dengan kita lagi. Ketiga, akhir-akhir ini dia sering menentang guru, tidak mengerjakan PR, dan mendapat nilai jelek saat ulangan!
Nia : Ya, aku juga curiga sih. Tapi kita harus gimana lagi, itu kan hak Sita sendiri.
Lisa : Tapi kalau kita membiarkan semua ini, sama saja seperti kita menjerumuskan teman kita!
Nia : Memangnya kamu punya rencana apa untuk membuat Sita sadar?
Lisa : Hmm, ada deh! Pokoknya lihat saja nanti saat ujian. Eh, kamu sudah belajar? 2 minggu lagi kan kita sudah ujian.
Nia : Udah dong. Yaudah, kita keluar yuk. Bentar lagi udah bel masuk nih.
Lisa : Yuk,
(Lisa dan Nia pun berjalan keluar kelas)

Narator : Begitulah. Nia dan Lisa hanya bisa memperhatikan Sita dari jauh, saat Sita perlahan-lahan semakin jauh dari mereka, dan perubahan-perubahan Sita semakin terlihat jelas. Sita sering mengejek guru, tidak mengerjakan PR, dan bahkan pernah ketahuan mencontek saat ulangan.

SCENE 3
Place, Time : Kelas, saat jam pelajaran

Guru : Anak-anak, keluarkan buku kalian sekarang juga. Ada ulangan mendadak. Tapi, sebelumnya kita akan memeriksa PR yang saya berikan kemarin. Siapa yang tidak mengerjakan?
(Hening, tidak ada yang mengangkat tangan)
Guru : Baiklah, kalau begitu akan saya cek satu persatu.
(Guru pun mulai menghampiri meja murid satu persatu, dan berhenti di meja Sita)
Guru : Sita! Kamu tidak mengerjakan PR lagi ya?
Sita : Iya *berkata dengan santainya*
Guru : Kamu, pilih berdiri di luar atau saya beri hukuman menyalin buku ringkasan sebanyak 10 halaman?
Sita : Terserah bapak aja deh. Hukuman apa aja boleh.
Guru : Kamu, berani sekali dengan saya!
Sita : Emangnya bapak siapa. Bapak kan cuman guru!
Guru : Kamu, ke ruangan bapak setelah istirahat nanti! Ya sudah, ayo keluarkan buku ulangan.
(Saat itu, Guru masih berada di samping meja Sita. Saat Sita mengeluarkan buku ulangan, tiba-tiba ada secarik kertas yang terjatuh dari tasnya. Guru pun memungut kertas itu)
Guru : Ini apa, Sita?
Sita : Ngg.. Nggak tau, Pak! Bukan punya saya!
Guru : Masih mengelak lagi! Jelas-jelas ini punya kamu! Pokoknya pulang sekolah nanti saya akan bicara dengan orangtuamu, sekarang semuanya fokus ke ulangan! Sita, kamu berdiri saja diluar sana!
(Sita berjalan keluar kelas)

SCENE 4
Place, time : Taman sekolah, jam istirahat

Lisa : Duh, Nia. Aku sudah tidak tahan dengan sikap Sita.
Nia : Sabar, Lis. Kan kamu sudah punya rencana cemerlang saat ujian nanti. Saat itu pastilah Sita akan sadar akan pengaruh buruk Vera terhadap dirinya.
Lisa : Tapi, Nia, ujian masih seminggu lagi! Gimana kalo Sita udah duluan di skorsing sebelum ikut ujian? Ditambah lagi, Sita sudah tidak pernah bersama kita  lagi. Aku sudah tidak bisa menceramahinya habis-habisan. Bagaimana kalau kita tidak usah bersahabat dengan Sita lagi?
Nia : Yang sabar aja, Lis. Mungkin ini ujian untuk persahabatan kita. Tuhan hanya mau menguji seberapa besar rasa setia kawan kita. Aku percaya Sita pasti akan kembali bersama dengan kita.
Lisa : Duilee, Nia udah kayak penceramah aja nih! Lain kali kamu berpidato saat upacara saja ya?
Nia : Uuh, Lisa!

Narator : Minggu ujian pun berlangsung. Murid-murid mengerjakan soal dengan serius, tak terkecuali Nia, Lisa dan Sita. Saat itu, Lisa dan Nia sengaja memilih meja yang dekat dengan meja Sita. Sebenarnya, ada rencana apa sih antara Lisa dan Nia?

Narator : Setelah masa-masa ujian berlalu, tibalah saatnya mengetahui kelulusan atau ketidaklulusan kita. Surat kelulusan saat itu diberikan secara langsung oleh kepala sekolah.

SCENE 5
Place, time : Aula sekolah, penerimaan surat kelulusan

KepSek : Sita!
(Sita dan orangtuanya maju kedepan)
KepSek : Sita, ini hasil ujian kamu. Dengan berat hati, saya terpaksa menyatakan bahwa kamu TIDAK LULUS dan harus mengulang satu tahun ajaran lagi.
Sita : APA?
Ortu Sita : Tidak mungkin, Pak. Anak kami ini tergolong murid yang pintar!
KepSek : Tapi kenyataannya 2 bulan terakhir ini Sita sering mendapat nilai jelek. Tugas dan PR tidak dikerjakan, ditambah lagi keluhan dari beberapa guru yang mengatakan bahwa Sita sekarang berubah jadi anak berandalan di kelas, yang setiap hari kerjanya mengomentari guru.
Ortu Sita : Benar itu, Sita?
Sita : I.. iya, pak, bu.. Maafkan Sita. Sita melakukan ini karena Vera sering mengajak Sita bermain. Vera juga mengancam tidak mau berteman dengan Sita jika Sita tidak ikut bermain dengannya. *menundukkan kepala*
Ortu Sita : Jadi selama ini, kamu minta izin untuk belajar di rumah Vera, itu semua untuk bermain?
Sita : Iya..
Ortu Sita : Ibu benar-benar kecewa dengan Sita.
KepSek : Mari, bu. Masih banyak anak lain yang harus menerima surat kelulusannya.
(Sita dan orangtuanya berjalan keluar kelas, tiba-tiba Lisa dan Nia datang)
Lisa : STOP!!
Nia : Pak kepala sekolah, mohon dipertimbangkan lagi tentang kelulusan Sita. Sebenarnya, nilai ujiannya yang jelek itu hanya bentuk dari rencana kami. Kami ingin menyadarkan Sita kalau kelakuannya sudah berubah banyak!
Lisa : Ya, pak. Lisa tetap lulus walaupun dengan nilai pas-pasan. Ini buktinya, Pak.
(Lisa menunjukkan beberapa lembar kertas ujian Sita)
KepSek : Ya, ini memang lembar ujian Sita. Nilainya pas-pasan, tapi tetap bisa lulus. Lisa, Nia. Kenapa kalian melakukan ini?
Lisa : Maaf Pak, kami hanya ingin menyadarkan Sita tentang arti sahabat yang sesungguhnya, karena Sita sudah berubah total sejak berteman dengan Vera. Kami.. Kami hanya ingin Sita kembali berteman dengan kami..
Sita : ... *tertunduk*
KepSek : Ini surat kelulusanmu, Sita.
(Kepala Sekolah mengacungkan surat kelulusan Sita, tapi Sita malah berlari dan menubruk Lisa dan Nia)
Sita : Maafin aku, Lisa, Nia. Aku udah sering mengabaikan kalian. Bukannya berteman dengan orang yang benar, aku malah berteman dengan orang yang menjerumuskanku. Kalau bukan karena kalian, jika kali ini aku lulus maka aku akan tetap berteman dengan Vera, dan nilaiku akan semakin anjlok! Maafin aku, Lisa.. Huhu.. *menangis*
Lisa : Yaudah, kami terima maafmu itu. Yang jelas, kamu sekarang sudah lulus. Selamat ya.
Sita : Iya. Aku nggak nyangka nilaiku pas-pasan begini. Ini pasti karena aku tidak belajar..
Nia : Bukan begitu, Sita. Kamu malah lulus dengan nilai yang tinggi!
Sita : Hah? Maksud kamu?
Lisa : Maksud kami itu, ujian persahabatan. Kamu lulus dengan nilai tinggi! Selamat yaa,,
Sita : Oh, hahaha. Kalian ada-ada aja deh.

Narator : Dan kisah persahabatan ini pun berakhir dengan bahagia. Sita, Lisa dan Nia lulus dan mereka melanjutkan sekolah bersama. Mereka pun menjadi sahabat yang begitu erat dan akrab. Makna yang dapat kita pelajari dari drama ini adalah, bertemanlah dengan teman yang membantu mengubahmu menjadi pribadi yang baik. Jangan berteman dengan teman yang malah menjerumuskan dan mengubah kepribadianmu menjadi pribadi yang kasar, tidak penurut, dan membuatmu lupa waktu sampai tidak belajar. Pokoknya, utamakan belajar ya!
Sekian drama dari kami, terimakasih dan sampai jumpaaa...

**************************************************

Gimana? Bagus? :D
Copy n share izin dulu ya. Kasih kritik dan saran juga.
Thanks for reading!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar